Pengalaman Merekrut Kandidat untuk "Babat Alas"

Wednesday, 17 November 2021


Seorang Headhunter berpengalaman tentu sudah sering melakukan rekrutmen untuk berbagai jenis perusahaan. Kali ini yang akan dibahas adalah Headhunter merekrut kandidat untuk “babat alas”, apa maksudnya?

Sebagai Headhunter, merekrut kandidat untuk “babat alas” artinya adalah membantu klien start from zero, istilahnya untuk perusahaan yang baru mulai merintis seperti start up. Kandidat yang dicari adalah kandidat yang nantinya akan fokus untuk membantu perusahaan menjadi “growing”. Jadi intinya, mulai dari “babat alas” atau dari nol sampai perusahaan bisa berjalan dengan semestinya.

Dari pengalaman PT Headhunter Indonesia, biasanya klien ini berasal dari luar negeri. Jadi, perusahaan membutuhkan kandidat untuk memulai usaha mereka di Indonesia. Sebelumnya, perusahaan tidak pernah masuk ke pasar Indonesia dan mereka butuh orang yang paham market Indonesia, mengerti produk mereka, dan kemudian bisa menyusun strategi agar produk dan jasa perusahaan bisa berjalan dan diterima di Indonesia.

Sebagai contoh, pengalaman lain dari konsultan PT Headhunter Indonesia adalah membantu klien luar negeri yang ingin ekspansi dan belum memiliki kantor di Indonesia. Saat itu, klien membutuhkan seorang General Manager. Challenge yang dialami pada saat mencari kandidat yang tepat adalah bagaimana rekruter meyakinkan kandidat bahwa perusahaan klien ini ada dan sudah beroperasi diluar negeri. Selain itu, rekruter juga perlu mencari kandidat yang bisa fit secara culture dan komunikasi karena dipastikan kandidat akan banyak menggunakan bahasa inggris untuk berhubungan dengan staf di perusahaan.

Selain dari luar negeri, konsultan dari PT Headhunter Indonesia juga pernah mendapatkan klien local company dengan tujuan ingin develop produk yang sedang trend di Indonesia. Maka dari itu, perusahaan membutuhkan General Manager yang bisa mengurus semuanya mulai dari perencanaan awal (operational) sampai pelaksanaannya. Challenge-nya dalam proses pencarian ini adalah sulitnya mendapatkan kandidat yang memiliki kemauan atau passionate untuk growth the company from zero sampai perusahaannya berjalan dan tertata dengan baik.

Ada pengalaman lainnya yang dimiliki oleh konsultan PT Headhunter Indonesia dalam merekrut kandidat untuk “babat alas”. Klien membutuhkan kandidat yang bisa memperbaiki culture di perusahaan karena sebelumnya sudah banyak terjadi fraud didalamnya.

Sebelum merekrut kandidat untuk “babat alas”, konsultan di PT Headhunter Indonesia mengkonfirmasi beberapa hal kepada klien yang bertujuan untuk bisa mendapatkan kandidat yang tepat.

Pertama, konsultan akan menanyakan apa yang ingin di develop oleh klien sehingga bisa mendapatkan gambaran kandidat seperti apa yang diinginkan dan akan membawa perusahaan ke arah mana untuk kedepannya. Kedua, menggali informasi terkait apa tujuan bisnis perusahaan dan produk detailnya seperti apa karena dari sini, konsultan bisa menentukan kandidat dari industri mana yang cocok untuk di hiring untuk perusahaan klien.

Pada akhirnya semua tergantung dari Headhunter sebagai konsultan untuk bisa mencarikan kandidat yang tepat, kriterianya sesuai, preferensi karirnya cocok, bagus secara kompetensi, memiliki pengalaman yang sesuai, dan siap menerima tantangan untuk bisa menemukan orang yang mahir dalam melakukan “babat alas” untuk di tempatkan di perusahaan klien.

Apakah ada keuntungan bagi kandidat yang bersedia di proses untuk melakukan “babat alas” di perusahaan baru? Tentu ada. Pertama, kandidat bisa memiliki “legacy”. Kedua, kandidat akan memiliki pengalaman dan challenge baru yang belum pernah didapatkan pada perusahaan sebelumnya. Ketiga, hal ini akan menjadi sebuah prestige tersendiri bagi kandidat ketika ia berhasil melakukan pencapaian-pencapaian yang akan membuat dirinya terlihat lebih menarik lagi dimata calon employer selanjutnya. Alasannya, karena kandidat pernah melakukan hal-hal yang tadinya terasa sulit dan kemudian berhasil mengatasinya. Hal ini bisa terlihat dari CV kandidat sehingga hal itu akan menjadi nilai jual tersendiri jika seandainya ia ingin explore opportunity di perusahaan lain.

Selain itu, ada pula disadvantage yang perlu diketahui oleh kandidat jika bersedia untuk diproses oleh perusahaan klien dan melakukan “babat alas”. Resiko yang akan dialami lebih besar karena perusahaan perlu dibangun dari nol. Kandidat perlu siap karena ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kegagalan di masa depan. Bagi orang yang ingin memiliki job security, tentu “babat alas” bukan sesuatu yang cocok untuk dilakukan karena nantinya banyak hal yang tidak pasti serta tantangan lain yang berdatangan dan akan dihadapi oleh kandidat di masa depan.

Kesimpulannya, merekrut kandidat untuk “babat alas” biasanya dilakukan oleh perusahaan dengan tujuan untuk menempatkan kandidat tepat bagi perusahaan yang sedang start from zero, mau melakukan ekspansi atau develop bisnisnya, dan mampu membantu perusahaan untuk memperbaiki sistem atau culture yang kurang baik di perusahaan.

Tag Label: