Pengalaman Menjembatani Proses Negosiasi Gaji

Wednesday, 11 August 2021

Headhunter tidak hanya membantu klien agar mendapatkan kandidat yang sesuai dengan kualifikasi, namun juga berperan sebagai konsultan agar proses perekrutan kandidat berjalan dengan baik, mulai dari tahap interview sampai offering

Konsultan di PT Headhunter Indonesia juga berpengalaman dalam membantu klien dan kandidat untuk bernegosiasi perihal gaji. Artinya, peran Headhunter disini adalah menjadi representative klien ke kandidat yang berperan sebagai negosiator antara kedua belah pihak. 

Kandidat perlu mengetahui komponen remunerasi yang ditawarkan oleh perusahaan untuk bisa melakukan negosiasi gaji. Komponen yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Monetary 

  • Fixed Income 

Pendapatan tetap yang didapatkan oleh karyawan, hal ini biasanya adalah gaji atau tunjangan yang dibayarkan setiap bulannya (basic salary), termasuk didalamnya tunjangan transport, telekomunikasi, dan sebagainya. 

  • Variable Income 

Pendapatan yang didapatkan oleh karyawan berdasarkan prestasi (performance). Contoh, bonus yang jumlahnya diberikan tergantung kebijakan masing-masing perusahaan.

Non-Monetary 

  • Benefits 

BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dan asuransi kesehatan. 

  • Facilities 

Laptop, handphone, tempat tinggal, dan mobil perusahaan.

Lain-lain 

- E.S.O.P (Employee Stock Option Plan) 

- C.O.P (Car Ownership Program) 

- H.O.P (House Ownership Program)

Sebagai kandidat, ada beberapa aturan yang harus diperhatikan jika ingin proses negosiasi gaji berjalan dengan lancar, yaitu: 


1. Proper mindset 
Kandidat harus tau value diri masing-masing, tidak hanya dalam hal “berapa saya layak digaji namun juga “apa keahlian saya dan apa yang bisa saya berikan ke perusahaan”. Selain itu, kandidat juga perlu tahu “apa yang diinginkan” dan “apa yang dibutuhkan”. 

Jika bicara tentang “keinginan”, semua orang tentu mendapatkan salary yang tinggi. Namun, terkadang yang “dibutuhkan” oleh beberapa orang adalah perusahaan yang stabil. Jadi, jangan hanya kejar gaji tinggi tapi ternyata perusahaannya tidak memiliki budaya yang baik.

2. Understand the expectation 
Sebelum negosiasi gaji, kandidat harus benar-benar paham ekspektasi dari perusahaan. Tentu, perusahaan mengharapkan kandidat bisa memberikan solusi untuk kemajuan suatu bisnis berdasarkan value yang kandidat miliki.

3. Win-Win Mentality 
Kandidat harus memiliki win-win mentality ketika mendapatkan salary offering dari perusahaan. Artinya, kandidat bernegosiasi tidak hanya untuk kepentingan sendiri, namun juga memperhatikan sisi perusahaan. 

Ada beberapa kesalahan yang sering terjadi saat negosiasi gaji, yaitu sebagai berikut: 

1. Partial negotiation 
Ketika mendapat penawaran yang terdiri dari basic salary dan allowance, kandidat hanya melakukan negosiasi pada satu aspek saja. Namun, setelah diakomodir perusahaan, tiba-tiba kandidat meminta nominal salary serta allowance yang sudah disepakati sebelumnya untuk dinaikkan. Hal seperti ini bisa membuat perusahaan menarik tawarannya untuk diberikan ke kandidat. Negosiasi berkepanjangan seperti ini bisa membuat company tidak jadi untuk hire kandidat.

2. Take it/leave it mentality 
Proses negosiasi harus melibatkan komunikasi dua pihak sehingga keputusan yang dihasilkan adalah hasil dari kesepakatan bersama. Jika salah satu pihak, baik itu dari kandidat atau perusahaan hanya menginginkan jawaban “iya” atau “tidak” tanpa mau berdiskusi untuk kepentingan bersama, maka negosiasi akan “mandek” dan tidak akan terjadi kesepakatan.

3. Use other company’s offers as a leverage 
Kandidat yang “laris manis” atau selalu dicari di pasaran, tentu berpotensi mendapatkan offering dari banyak perusahaan. Hal ini kemudian terkadang membuat kandidat pada saat proses negosiasi membahas perbandingan gaji perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Cara ini sangat tidak etis dan tidak profesional sehingga harus dihindari karena masing-masing perusahaan memiliki pertimbangannya sendiri terhadap perhitungan salary.

4. Delaying the decision to accept/reject the offer 
Kandidat sengaja menunda offering dan tidak memberi kejelasan supaya mendapatkan tawaran salary yang lebih tinggi. Hal ini tidak etis dan sebaiknya kandidat langsung berdiskusi dengan perusahaan jika salary yang didapatkan belum sesuai.

Kesimpulannya, dalam bernegosiasi gaji, kandidat perlu 
1. Mengenali value diri  
2. Tahu informasi tentang perusahaan yang dituju 
3. Mempelajari secara detail offering yang didapatkan

Supaya proses negosiasi gaji berjalan lancar, perlu keterbukaan antara perusahaan dengan kandidatnya sehingga kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.