Pentingnya Bekerja dengan Interval Pendek

Haryo U. Suryosumarto | Wednesday, 11 May 2022

Apakah Anda sehari-hari termasuk pekerja yang lebih banyak duduk di balik meja dan bekerja di depan komputer? Bila jawabannya ya, Anda termasuk kategori orang yang beruntung karena Anda sebetulnya lebih mudah membuat penyesuaian terhadap metode kerja yang selama ini biasa anda lakukan.

Kebanyakan orang ketika bekerja biasanya akan menggunakan seluruh waktu kerjanya berjam-jam dari pagi sampai sore, bahkan kadang sampai malam, untuk mencurahkan tenaga dan pikirannya secara terus-menerus atau non-stop. Beberapa alasan yang sering dipakai adalah agar pekerjaan cepat selesai, agar pekerjaan tidak menumpuk, mengejar deadline, dan lain sebagainya.

Bekerja di balik meja sepertinya merupakan aktivitas yang lebih banyak menggunakan otak dibanding otot. Pada prinsipnya memang demikian, tapi jangan pula dilupakan bahwa cara kerja otak sebetulnya tidak jauh berbeda dengan cara kerja otot. Untuk Anda yang gemar berolahraga, misalnya lari, Anda tentunya tahu ketika Anda memaksakan otot kaki Anda untuk terus berlari melampaui kemampuan otot kaki Anda sendiri, yang terjadi adalah kejang otot atau kram yang menyebabkan Anda sudah tidak mampu berlari, bahkan berjalan, untuk sementara waktu.

Meskipun secara medis tidak dikenal istilah kram pada otak, tapi otak pun bisa mengalami gejala yang mirip seperti yang dialami oleh otot yang kram. Otak kita akan semakin lambat dalam memproses dan mengolah informasi yang masuk, yang berakibat ketika kita semakin memaksakan otak untuk bekerja semakin keras, justru kita menjadi makin tidak produktif.

Solusinya sederhana, sesederhana ketika Anda berlari, karena yang terpenting adalah selalu mengenali tanda-tanda otak Anda sudah mulai kelelahan dan menjaganya agar senantiasa fresh dan tidak terforsir secara berlebihan.

Dari sinilah metode bekerja dengan interval pendek ditemukan dan salah satu metode bekerja dengan interval pendek yang paling populer adalah Pomodoro Technique.

Pomodoro secara sederhana membuat kita melakukan manajemen waktu dengan membagi setiap jam (60 menit) waktu kerja kita kedalam 4 interval :

  1. 25 menit bekerja dengan intensitas tinggi
  2. 5 menit beristirahat
  3. 25 menit bekerja kembali dengan intensitas tinggi
  4. 5 menit beristirahat kembali

Demikian seterusnya sampai setelah 4 jam atau sekitar 16 interval anda diperbolehkan beristirahat selama 60 menit.

Kalau kita melihat jam kerja yang umumnya berlaku di Indonesia, teknik manajemen waktu ini bisa coba diterapkan oleh para profesional. Dengan asumsi mulai bekerja dari jam 8.00, istirahat jam 12.00-13.00, dan kembali bekerja sampai dengan 17.00, artinya akan ada 16 interval yang diikuti dengan satu istirahat panjang (istirahat makan siang), kemudian dilanjutkan 16 interval dan diakhiri dengan berakhirnya jam kantor (waktunya pulang).

Pomodoro pada awalnya memang sulit untuk diimplementasikan, tapi tidak ada salahnya Anda mencobanya. Setelah dua tahun berjalan, saya sampai sekarang juga masih terus mencoba membiasakan diri untuk bekerja dengan interval pendek seperti ini dan ternyata memang cukup efektif untuk membuat otak kita tetap fresh, sehingga produktivitas pun tetap terjaga.

Pomodoro hanya akan dapat dilakukan dengan efektif ketika Anda lebih banyak bekerja di belakang meja dan memerlukan fokus serta konsentrasi tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan anda, karena bila jadwal Anda sehari-hari banyak disibukkan dengan sederet meeting bersama klien tentunya akan sulit menerapkan teknik ini. Untuk yang saat ini masih kuliah, Pomodoro juga bisa dicoba sebagai salah satu metode ketika belajar.

Tip sukses melakukan Pomodoro Technique ini sebetulnya hanya satu, Anda harus melakukan perencanaan pekerjaan yang akan anda lakukan terlebih dahulu. Tanpa perencanaan, Anda justru kebingungan untuk melakukan prioritas kerja dan teknik ini pun akan sia-sia.

Selamat mencoba Pomodoro Technique dan buktikan sendiri bahwa bekerja dengan interval pendek justru akan meningkatkan produktivitas Anda.

Tag Label: